Wednesday 24 April 2013

Ya Allah tiba-tiba kini saya telah tua

Buku bertajuk di atas baru saja ku beli di Tesco Nilai pada 24 April 2013 jam 6.00 petang ketika singgah sebentar sebelum pulang ke rumah dari USIM. Saya merasa buku itu menyindir saya dan teman-teman sebaya yang tidak sedar bahwa kami sudah tua rupanya. Buku karangan Jamal Ma’mur Asmani, diterbitkan oleh Diva Press, Indonesia dan terjemahannya diterbitkan oleh Al-Hidayah House of Publishers Sdn Bhd. Penterjemahnya ialah Nurul Hanim Abdullah. Buku setebal 224 mukasurat ku selusuri dengan pantas untuk mencari apa yang sebenarnya ingin disampaikan melalui buku tersebut.

Buku ini mengandungi 7 bab iaitu Indahnya Masa Muda (Bab 1), Menjadi Orang Yang Benar dan Pintar (Bab 2), Manfaatkan, Usiamu Terus Berjalan (Bab 3), Orang Besar Bercita-Cita Besar (Bab 4), Kejayaan Hidupmu Peninggalan Yang Tidak Berakhir (Bab 5), Oh, Indahnya Mati Menyebarkan Pesona (Bab 6) dan Kematian Akan Tiba (Bab 7).

Hakikat dari tajuk Bab 7 itu tidak siapa yang dapat mengelaknya. Mati itu pasti dan hidup ialah suatu pilihan. Saya tertarik untuk mengupas sedikit mengenai ungkapan pengarang yang dipinjam daripada buku Zainal Ariffin Thoha yang bertajuk, “Aku Menulis, Maka Aku Ada” yang berbunyi berikut:

Dengan menulis aku ada
Dengan menulis aku hidup
Dengan menulis aku membaca
Dengan menulis aku dibaca
Dengan menulis aku mengetahui
Dengan menulis aku diketahui
Dengan menulis aku faham
Dengan menulis aku difahami
Dengan menulis aku menghargai
Dengan menulis aku dihargai
Dengan menulis aku berubah
Dengan menulis aku mengubah
Dengan menulis aku beribadah
Dengan menulis aku berdakwah
Dengan menulis aku bersaudara
Dengan menulis aku mengabdi
Dengan menulis aku menjadi diri sendiri.

Melalui kata-kata Zainal Abidin Thoha sebenarnya aku ingin mengajak teman-temanku yang dulu pernah menjadi Yang Arif, Komander di Laut Luas, Jeneral di Medan Perang, Guru, Pensyarah, Peniaga, Politikus, Askar, Pentadbir yang terbilang, Diplomat yang tersohor dan sebagainya untuk mula menulis segala pengalaman yang ada untuk diwariskan kepada anak-anak, cucu-cucu dan masyarakat agar mereka akan menjadi pembaca yang tekun, pemikir yang teliti dan pejuang yang gigih dalam mencari ilmu.

Ismail Abdullah, Teras Jernang, 24 April 2013.


No comments:

Post a Comment